Monday, November 12, 2012

Monday, November 12, 2012
GURUKU PAHLAWANKU! Kata itulah yang seharusnya diucapkan oleh setiap orang kepada gurunya. Namun apakah makna dari kata pahlawan kepada para guru? Jika kita melihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, sedangkan guru berarti orang yang berprofesi sebagai pengajar. Itulah makna guru dan pahlawan secara tertulis. Namun masing-masing orang mempunyai definisi tersendiri mengenai arti pahlawan. Penulis sendiri mengartikan pahlawan sebagai orang yang rela berkorban demi kemajuan suatu individu atau kelompok dan berjasa dalam pembangunan suatu wilayah atau bangsa tertentu. Jika makna pahlawan dihubungkan dengan makna guru maka ada keterkaitan antara keduanya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa para pahlawan adalah orang-orang yang di banggakan dan dihormati, namun bagaimanakah seharusnya pandangan seorang pelajar kepada sosok guru? Apakah kebanyakan pelajar saat ini menghormati gurunya? Sehubungan dengan hal menghormati sosok guru, maka pelajar sekarang saat ini tidak memahami makna seorang guru. Guru yang mereka anggap hanya sebagai profesi yang mengajarkan mata pelajaran di sekolah dan mendapat tunjangan bulanan. Mereka juga menjauhkan makna pahlawan dari sosok guru tersebut. Padahal jika kita perhatikan, semua orang di dunia ini tidak lepas dari pengajaran seorang guru, baik itu rakyatnya maupun pemerintahnya. Sehingga tidak ada satupun orang yang sukses saat ini kecuali mendapat pengajaran dari guru. Akan tetapi, kebanyakan pelajar sekarang lebih membanggakan artis-artis daripada sosok guru. 

Kemudian, bagaimana pandangan masyarakat yang berstatus sebagai pekerja kepada sosok guru? Mungkin, jika kita tanyakan hal ini pada beberapa di antara mereka, maka kemungkinan kita akan mendapatkan jawaban yang hampir sama dengan pandangan pelajar yang mengartikan guru sebagai profesi untuk mendapatkan uang. Padahal jika kita renungkan sosok guru bukan hanya sekedar profesi biasa tetapi profesi ini boleh di ungkapkan sebagai salah satu pekerjaan yang mulia, kalau peribahasa yang lebih tepatnya “Sambil menyelam minum air”, bekerja sekaligus beramal mengajarkan ilmu. Dengan adanya guru maka penulis juga berterima kasih kepada guru karena penulis tidak bisa berbuat banyak untuk menyusun kata-kata ini, karena jasa guru pula yang membuat penulis dan pembaca bisa mengetahui hal-hal yang pernah tidak di ketahui sebelumnya. 

Selanjutnya, bagaimana pandangan pemerintah kepada sosok guru saat ini? Pantaskah gaji guru saat ini dengan sosok kepahlawanan guru untuk kemajuan bangsa? Kalau pertanyaan ini ditujukan kepada sebagian guru yang memang ikhlas dengan profesinya dan melihat profesi guru sebagai cara mereka untuk memajukan bangsa, maka kemungkinan besar mereka menjawab cukup. Namun untuk guru yang melihat sisi materi dari profesi ini maka kemungkinan besar mereka menjawab kurang cukup. Di sini penulis menganalisa bahwa guru tipe pertama lebih baik dari tipe guru kedua. Di sini pula dilihat keikhlasan seorang guru dalam mengajar. Namun pemerintah juga harus bisa mengambil solusi untuk masalah ini, karena kemajuan bangsa di pengaruhi oleh pengajaran guru kepada muridnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Faktor inilah yang mungkin menyebabkan guru mengajar asal-asalan, sehingga berdampak negatif pada para pelajar. Di tengah maraknya kasus tawuran antar pelajar, hal ini merupakan bukti rendahnya kualitas pendidikan. Lantas siapakah yang harus disalahkan? Apakah pihak sekolah/kampus yang memang kualitas pengajarannya asal-asalan ataukah memang sistem kurikulum yang menjadi faktor penyebabnya? Adapun pendapat penulis tentang masalah ini adalah semuanya dikembalikan kepada setiap individu dan dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Adapun yang menjadi pemeran utama dalam masalah ini adalah pihak dari lembaga pedidikan masyarakat yaitu sekolah/kampus, untuk membentuk generasi bangsa yang berkualitas dan berkarakter baik. Sehingga, untuk mewujudkan itu semua dibutuhkanlah jasa para guru dalam mendidik anak didiknya. Yang terpenting dari itu, guru harus mencerminkan sikap prestasi dan motivasi untuk belajar, sehingga tumbulah rasa kebanggaan murid kepada sang guru dan hal inilah yang mengakibatkan seseorang memaknai guru sebagai sosok pahlawan. Sehingga dengan suara lantang kita harus bangga mengatakan GURUKU PAHLAWANKU!!! Bukan berbalik nada mengatakan GURUKU, PAHLAWANKU???

0 komentar:

Post a Comment